PEMANFAATAN SERASAH KEDELAI SEBAGAI BAHAN KOMPOS

Rudi Hartawan, Yulistiati Nengsih, Edy Marwan

Sari


Hasil sampingan dalam produksi benih kedelai adalah serasah. Pembuatan kompos dari serasah diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Percobaan bertujuan untuk mendapatkan kompos dengan kualitas terbaik pada berbagai lama pengomposan dan dosis starter. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari Januari sampai dengan Maret 2017. Kegiatan lapangan dilaksanakan di Kebun Penelitian Balai Benih Induk Sebapo di Jambi. Bahan yang digunakan adalah serasah batang dan polong dari kegiatan produksi benih. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah starter dan pupuk kandang (kotoran ayam) yang siap pakai. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah split plot dengan tiga ulangan. Rancangan perlakuan adalah lama pengomposan dan dosis starter. Petak utama adalah dosis starter (E, ml 10 kg Serasah-1) yaitu P1 = 150, P2 = 300, dan P3 = 450. Anak petak adalah lama pengomposan (H, hari) yaitu H1 = 30, H2 = 60 dan H3 = 90. Pengomposan dilakukan dengan metode wind row sistem yang dilakukan sebagai berikut: Serasah disusun dan pada bagian atas disusun kotoran ayam. Lapisan ini dibuat berulang. Tinggi tumpukan 0,75 m dan lebar tumpukan 2 m. Tumpakan bahan ditutup dengan plastik. Pengadukan dilakukan secara berkala setiap 15 hari. Lama pengomposan disesuaikan dengan perlakuan. Peubah yang diamati adalah pH, rasio C/N, kandungan nitrogen, posfor, kalium dan kadar air. Hasil percobaan menunjukkan bahwa serasah dari produksi kedelai dapat dijadikan kompos dengan kualitas yang memenuhi Standar SNI pupuk organik No. 19-7030-2004. Kualitas terbaik didapat dari perlakuan 450 mL EM4 per 10 kg serasah dengan lama pengomposan 60 hari.

Kata kunci : nir sampah, kompos, serasah kedelai


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Badan Standardisasi Nasional. SNI 19-7030-2004. Panduan Kompos Rumah Tangga.Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. 2012

Cayuela, M.L., C. Mondini, H. Insam, T. Sinicco, and I. Franke-Whittle. Plant and animal wastes composting : Effects of the N source on process performance. Bioresource Technology, (100): 3097-3106. 2009

Djuarnani, N. Kristiani dan B. S. Setiawan. Cara Cepat Membuat Kompos. Penerbit PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 2008

Graves, R.E., G.M. Hattemer, D. Stetter, J.N. Krider and C. Dana. National Engineering Handbook. United States Departement of Agriculture. 2000

Hartawan, R dan Y. Nengsih. Produksi Bersih Benih Kedelai.Laporan Penelitian. Lemabaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 21 p. 2012

Irvan, P. Mahardela dan B. Trisakti. Pengaruh Penambahan berbagai aktivator dalam proses pengomposan sekam padi (Oryza sativa). Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 30 No. 2. 2014

Isroi. Kompos. Bogor: Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. 2008

Pratiwi, I. G. A. P., Atmaja, I. W. D. Soniari. Analisis Kualitas Kompos Limbah Persawahan dengan Mol Sebagai Dekomposer. Jurnal Online Agroekoteknologi Tropika 2 (4) : 2301-6515. 2013

Sharma, V.K., M. Canditelli, F. Fortuna, and G. Carnacchia. Processing of urban and agroindustrial residues by Aerobic Composting. Energy Concers. Mgmt vol 38, pp 453-478. 1997

Yurmiati, H., Y.A. Hidayati, Evaluasi Produksi Dan Penyusutan Kompos Dari Feses Kelinci Pada Peternakan Rakyat, Jurnal Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Universitas Padjadjaran, Bandung. 2008




DOI: http://dx.doi.org/10.30811/vokasi.v1i2.681

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Indexing by :
ALAMAT KANTOR REDAKSI :
P3M Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Jalan Banda Aceh - Medan Km 280,3
Buketrata Po Box 90, Telp (0645) 42785 Fax (42785)
Phone : 082273124433.
Email: jurnalvokasi@pnl.ac.id