KESIAPAN DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM KIMIA PADA PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMA N 1 LANGSA
Sari
Abstrak—Kurikulum 2013 mengedepankan pembelajaran berbasis sains dengan pendekatan sainstifik dan salah satu aspek penilaiannya yaitu psikomotor. Permendikbud tahun 2016 No.23 tentang Standar Penilaian menyebutkan bahwa salah satu penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik. Oleh karena itu, perlu kiranya diketahui kesiapan dan pemanfaatan laboratorium di tingkat SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan pemanfaatan laboratorium pada pelaksanaan praktikum kimia di SMA Negeri 1 Langsa, serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan praktikum kimia. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran kimia di SMA N 1 Langsa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui secara keseluruhan, kesiapan laboratorium kimia di SMA N 1 Langsa sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya item sarana yang sesuai dengan standar pendidikan nasional sarana laboratorium kimia dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007. Berdasarkan hasil jawaban angket oleh guru tentang pemanfaatan laboratorium, diketahui bahwa laboratorium kimia di SMAN 1 Langsa 79% telah dimanfaatkan dengan baik. Namun, Frekuensi pemanfaatan laboratorium kimia di SMAN 1 Langsa tergolong rendah. Faktor utama yang menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum kimia di SMA N 1 Langsa tidak tersedia alokasi waktu pelaksanaan dan kurangnya ketersendiaan bahan kimia. SMA N 1 Langsa mengharapkan adanya pelatihan pengelolaan laboratorium dan manajemen pelaksanaan praktikum bagi kepala laboratorium, laboran, dan guru bidang studi kimia.
Kata kunci— Laboratorium kimia, pemanfaatan, kesiapan, praktikum
Abstract—Curriculum 2013 emphasizes science-based learning with a scientific approach and one aspect of its assessment is psychomotor. Permendikbud 2016 No.23 concerning the Assessment Standard states that one of the skills assessments is carried out through practice. Therefore, it is necessary to know the readiness and utilization of laboratories at the high school level. This study aims to determine the readiness and utilization of the laboratory in the implementation of chemical practicum at SMA Negeri 1 Langsa, as well as the obstacles faced in the implementation of chemical practicum. The sample in this study were all chemistry teachers in SMA N 1 Langsa. This research is a descriptive research with survey method. The instruments used in this study are questionnaires, observation sheets, and interview guidelines. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Based on the results of data analysis, it is known as a whole, the chemistry laboratory readiness at SMA N 1 Langsa is very good. This can be seen from the number of facility items that are in accordance with national education standards of chemical laboratory facilities in Permendiknas 2007 No.24. Based on the results of questionnaire answers by teachers about the use of laboratories, it is known that chemistry laboratories at SMAN 1 Langsa 79% have been used properly. However, the frequency of use of chemical laboratories in SMAN 1 Langsa is low. the main obstacle of chemical practicum implementation in SMA N 1 Langsa is not available allocation of implementation time and lack of availability of chemicals. SMA N 1 Langsa expects training in laboratory management and management of practicum implementation for heads of laboratories, laboratory staff, and teachers in the field of chemical studies.
Keywords—Chemical laboratory, utilization, readiness, practicum.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Nuha, D.F., Haryono, dan B. Mulyani. “Kontribusi Laboratorium terhadap Pembelajaran Kimia SMA”, dalam Prosiding UNS , 2015.
Pertiwi, R.I. “Persepsi Mahasiswa tentang Penyelenggaraan Praktikum pada Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, vol. 4, No.1, pp. 45-56, 2013.
Darsana, I.W., I.W. Sadia, dan I.N. Tika. “Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli”. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, vol.1, No.4, pp. 1-10, 2014.
Kertiasa, Nyoman. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific, 2006.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan, Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Rahman, D., Adlim, dan Mustanir, “Analisis Kendala dan Alternatif Solusi Terhadap Pelaksanaanpraktikum Kimia pada SLTA Negeri Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.02, pp. 01-13, 2015.
Munarti dan Sutjihati, “Standar Sarana Prasarana Laboratorium IPA Sekolah Menengah Atas di Wilayah Bogor”, Pedagonal, Vol. 2, No. 1, pp. 56-62, 2018.
Wiratma, I.G.L dan Subagia, I.W,” Pengelolaan Laboratorium Kimia pada SMA Negeri di Kota Singaraja: (Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti)”, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 3, No. 2, pp. 425-436, Oktober 2014.
Inayah, L dan Astuti, A.P, “Analisis Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Laboratorium dalam Pelajaran Kimia di SMA Negeri 9 Semarang”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang, p.200.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
© 2017 All rights reserved |Seminar nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe p-ISSN:2598-3954.
.