Sintesa dan Karakterisasi Hibrid Kitosan-Limbah Kulit Pisang dengan Berpenguat Lignin Sebagai Pembalut Luka Antibakterial

Sari

Abstrak— Penyembuhan luka selama ini memerlukan waktu yang relatif lama dan bahkan memerlukan metode penyembuhan yang lebih kompleks untuk mengatasi luka yang lebih parah pada kulit. Oleh karena itu, berbagai penelitian dilakukan sebagai upaya pendekatan terhadap bidang teknik jaringan guna mengatasi efek luka dalam jangka waktu yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pembalut luka yang dikarakterisasi menggunakan uji Fourier Transform Infrared (FTIR), uji Scanning Electron Microscopy (SEM), uji Swelling Properties terhadap air dengan waktu (0, 24, dan 48 jam), dan uji antibakteri menggunakan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Limbah kulit pisang yang digunakan dimasukkan kedalam kitosan sebagai pengisi matriks dengan konsentrasi berbeda (0, 2, 4, 6, 8 dan 10% wt). Pembalut luka dibuat dengan mencampur kitosan dan serbuk kulit pisang serta ditambahkan gliserol sebagai plasticizer. Hasil dari FTIR pada konsentrasi 10% wt menunjukkan bahwa adanya interaksi antara kulit pisang dengan kitosan pada pita serapan 3165.828 cm^-1. Pada SEM struktur morfologi sampel terbaik pada 10% wt menujukkan kenampakan ikatan antarmuka yang bagus. Penambahan kulit pisang sebagai lignin menurunkan tingkat pembengkakan (swelling) terhadap air pada pembalut luka. Hasil uji antibakteri menunjukkan aksi sinergis dengan aktivitas tertinggi pada 10%wt. Selain itu, Staphylococcus aureus adalah strain yang paling sensitif yang tercatat pada pembalut luka.

Kata kunci— Antibakteri, Kitosan, Serbuk Kulit Pisang, Pembalut Luka.

Abstract— Wound healing has taken a relatively long time and even requires more complex healing methods to deal with more severe wounds on the skin. Therefore, various studies are carried out as an approach to the field of network engineering to overcome the effects of injury in a faster period. This study aims to make wound dressing characterized by the Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), Swelling Properties for water with time (0, 24 and 48 hours), and antibacterial tests using Escherichia coli bacteria and Staphylococcus aureus. Banana skin waste used was put into chitosan as a matrix filler with different concentrations (0, 2, 4 6, 8 and 10% wt). The wound dressing is made by mixing chitosan and banana peel powder and adding glycerol as a plasticizer. The results of FTIR at a concentration of 10% wt showed that there was an interaction between banana peel and chitosan on the absorption band 3165.828 cm^-1. In SEM the best sample morphology structure at 10% wt shows a good interface interface. Addition of banana peel as lignin decreases the level of swelling of water in wound dressing. Antibacterial test results showed synergistic action with the highest activity at 10% wt. In addition, Staphylococcus aureus is the most sensitive strain recorded in wound dressing.

Keywords— Antibacterial, Banana Peels Powder, Chitosan, Wound Dressing