Optimalisasi Pemanfaatan OpenSID Sebagai Sistem Informasi Desa di Desa Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe

Sari

Revolusi industri 4.0 telah dilalui, sekarang telah mulai memasuki revolusi 5.0. Revolusi industri 4.0 yang didorong oleh Kecerdasan Buatan, Otomatisasi dan Internet of Thing (IoT) telah memberi perubahan besar dalam segi kehidupan manusia. Selain itu, pandemi Covid-19 yang telah dilalui beberapa tahun lalu juga telah mengubah kebiasaan manusia yang menjadi serba digital. Hal tersebut seiring dengan munculnya revolusi industri 5.0 yang serba digital. Salah satu sektor yang ikut merasakan revolusi industri 5.0 adalah pemerintahan khususnya dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Berbagai aplikasi dan cara telah dilakukan oleh pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat secara digital. Baik pemerintah pusat maupun daerah telah mengeluarkan banyak aplikasi sebagai alat bantu dalam melayani masyarakat. Namun, beberapa aplikasi yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal
oleh masyarakat. Sehingga meski memasuki revolusi industri 5.0, namun pemanfaatan dan penerapannya masih belum optimal. Salah satunya yang terjadi di Desa Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe yang telah menggunakan OpenSID sebagai Sistem Informasi Desa (SID) tapi sistem tersebut sudah lama tidak aktif atau tidak digunakan. Hal ini banyak juga dialami oleh desa-desa lain di Indonesia. Masalah paling umum yang dialami adalah masalah teknis. Desa yang menggunakan OpenSID sebagai Sistem Informasi Desa perlu menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola Sistem Informasi Desa tersebut. Melalui program pengabdian kepada masyarakat untuk desa binaan dirasa sangat tepat untuk membantu masyarakat dan perangkat desa karena desa binaan tersebut akan terus mendapat bimbingan untuk menjalankan sistem informasi desa secara optimal.