Optimasi Sistem Komunikasi Seluler dengan Penempatan Portable Base Station untuk Mitigasi Bencana Alam Gunung Kelud
Sari
menjadi Siaga. Status terus meningkat yang dipertegas oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho pada 13 Februari 2014 pkl. 21.15 menjadi Awas ( Level IV), yang artinya radius 10 km harus dikosongkan dari manusia. Tidak berangsur lama tepatnya pukul 22.50 terjadi letusan pertama dengan tipe Eksplosif. Perpindahan penduduk dari tempat tinggalnya menuju ke lokasi pengungsian inilah yang menimbulkan munculnya permasalahan baru dari segi ketersediaan dan kemudahan akses komunikasi. Pada area sekitar Gunung Kelud tercatat oleh Telkomsel bahwa terjadi peningkatan traffic sebesar 80,21 % (No of
NodeB : 257) dan pada area pengungsian tercatat peningkatan traffic sebesar 280,09 % (No of NodeB : 17). Dengan demikian, dilakukan optimasi dengan perencanaan penempatan Portable Base Station dengan melihat kebutuhan traffic di lokasi pengungsian maka diperlukan penempatan 4 Portable Base Station yakni di sekitar BTS Brumbung dengan koordinat (7.780765137323027, 112.27423512192377), Portable Base Station Asmorobangun dengan koordinat (7.835017442317956, 112.22033344956048), Portable Base Station Ngancar PTPN dengan koordinat (7.937380241942788, 112.199 90574570306), dan Portable Base Station Gadungan
dengan koordinat (7.787015565638981, 112.24231147022 851).
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Tribunnews.com, 2014, Status Gunung Kelud Meningkat Jadi Awas:
Daerah Merah Beradius 10Kilometer[online]
Satuan Pelaksana Bencana Gunung Kelud 2013.
Report Telkomsel, ”Kelud Eruption East Java”,Surabaya,
Februari,2014.
Communication and Technology Information Commition, “Guidelines
on Disaster Recovery Planning for the ICT Industry”, Kingdom of
Saudi.
Michael.R Bartolacci, Albena Mihovska, Dilek Ozceylan,
“Optimization Modeling and Decision Support for Wireless
Infrastructure Deployment in Disaster Planning and Management,” the
th International ISCRAM Conference, Germany, May 2013.
Arabia Paolina Monica, 2010, “ Compact Base Station : a new step in
the evaluation of base station design”, Senze Faill Consulting, 2010.
Report ITU-R M.2033, "Radio communication objectives and
requirements for public protection and disaster relief", June, 2003.
Andreas Meissner, Thomas Luckenbach, Thomas Risse, Thomas Kirste,
dan Holger Kirchner, “Design Challenges for an Integrated Disaster
Management Communication and Information System”, Institute for
Open Communication Systems, Berlin, Germany, 2009.
Dr. Suvit Yodmani, David Hollister, “Disaster and Communication
Technology: Perspective from Asia”, Second Tampere Conference on
Disaster Communication, 28-30 Mei 2001.
Tapan K. Sarkar, et al., “A Survey of Various Propagation Models for
Mobile Communication”, IEEE Antennas and Propagation Magazine,
Vol. 45, No. 3, June 2003.
Rappaport, Theodora. S., "Wireless Communication Principle",
Prentice Hall International Edition, New York, 2002.
Suroso Yulianto, “Link Budget Satelit”, Satellite Communication
System Engineering Training Course, Cimacam, Puncak, 16 Oktober
Regulasi Telekomunikasi Indonesia, URL: http://denysetia.word
press.com/regulasi-perizinan telekomunikasi-2/perizinan-satelit/ ,
diakses pada tanggal 3 Juli 2013 pukul 10.00 WIB.
Suem Ping Loo, "System Design of an Integrated Terrestrial Satellite
Communications Network fir Disaster Recovery", Virginia Polytechnic
Institute and State University,Blacksburg, Virginia, 2004.
Barry Satiman, “Algoritma Genetika”, Gramedia, 2011.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-sa4.footer##
Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
© 2017 All rights reserved |Seminar nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe p-ISSN:2598-3954.
.