PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

Lissa Opirina, Dewi Purnama Sari, Muhammad Hanif

Abstract


Abstrak — Serat yang digunakan pada penelitian ini adalah serat tandan kosong kelapa sawit hasil dari limbah pabrik kelapa sawit. Penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam campuran beton disini adalah selain untuk mengurangi limbah tandan kosong kelapa sawit juga dapat memberikan pengaruh pada beton yang pada dasarnya memiliki sifat  yang  kurang pada  tegangan tarik.  Penelitian  menggunakan serat  tandan  kosong  kelapa  sawit  dalam campuran beton sebagai subtitusi sebagian dari agregat halus terhadap beton normal 25 MPa. Persentase serat tandan kosong kelapa sawit yang digunakan dalam campuran beton mulai 4%, 5%, 6%, 7%, 8% dan tanpa tambahan serat (0%). Pengerjaan mulai dari memisahkan serat dari tandan kosong kelapa sawit, pemeriksaan sifat fisis agregat, pembuatan benda uji berbentuk silinder Ø 15 x 30 cm, hingga pengujian tarik belah dilakukan di Laboratorium Pekerjaan Umum Aceh Barat. Dari hasil penelitian menunjukkan penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tarik belah beton. Berat beton umur 28 hari mulai dari 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% secara berurutan adalah 12,59 kg, 12,09 kg, 12,19 kg, 12,09 kg, 12,13 kg, dan 12,16 kg. Pengujian kuat tarik belah rata-rata beton silinder dengan penambahan serat pada 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% pada umur 28 hari secara berurutan adalah 3,51 MPa, 2,78 MPa, 3,73 MPa, 3,49 MPa, 3,33 MPa dan 3,28 MPa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kuat tarik belah optimum berada pada persentase campuran serat tandan kosong kelapa sawit 5% yaitu sebesar 3,73 MPa, dan peningkatan kuat tarik belah terjadi sebesar 6,27% dari pada beton normal atau tanpa penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Sehingga pada 5% serat menghasilkan kondisi optimum fct = 0,64 √f’c..

Kata kunci : Kuat Tarik Belah Beton, Beton Serat , TKKS.

Abstract — The fibers used in this study are oil palm empty fruit bunches which are the result of palm oil mill waste. The use of oil palm empty fruit bunches in the concrete mix here is not only to reduce the waste of oil palm empty fruit bunches, it can also have an effect on concrete which basically has less tensile stress properties. The study used oil palm empty fruit bunches in a concrete mixture as a partial substitution of a fine aggregate of normal concrete 25 MPa. Percentage of oil palm empty fruit bunch fibers used in concrete mix starting from 4%, 5%, 6%, 7%, 8% and without additional fiber (0%). Work began from separating fibers from oil palm empty fruit bunches, examining aggregate physical properties, making Ø 15 x 30 cm cylindrical specimens, to pulling tensile testing carried out at the West Aceh Public Works Laboratory. From the results of the study showed the use of oil palm empty fruit bunches in a concrete mixture can increase the tensile strength of concrete. The 28-day concrete weights starting from 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, and 8% respectively are 12.59 kg, 12.09 kg, 12.19 kg, 12.09 kg, 12, 13 kg and 12.16 kg. The average split tensile strength testing of cylindrical concrete with the addition of fiber at 0%, 4%, 5%, 6%, 7%, and 8% at 28 days respectively is 3.51 MPa, 2.78 MPa, 3, 73 MPa, 3.49 MPa, 3.33 MPa and 3.28 MPa. Based on the results of the study showed that the optimum split tensile strength was at a percentage of a 5% empty oil palm empty fruit bunch fiber mixture, which was 3.73 MPa, and an increase in split tensile strength was 6.27% compared to normal concrete or without the addition of oil palm empty fruit bunches. So that at 5% the fiber produces the optimum conditions fct = 0.64 'f' c..

Keywords: Concrete Tensile Strength, Fiber Concrete, TKKS

Keywords


Concrete Tensile Strength, Fiber Concrete, TKKS

References


Astanto, T.B., (2001), Kontruksi Beton bertulang Edisi Pertama Kanisius, Yogyakarta.

Asroni, A., 2010, Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Edisi Pertama Graha Ilmu, Yogyakarta.

Badan Standarisasi Nasional, (2013), SNI-2847-2013, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, (2004), SNI 15-2049-2004, Semen Portland Pozolan, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, (2002), SNI 03-2847- 2002 . Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Bandung.

Badan Standarisasi Nasional, (2002), SNI 03-246l-2002, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural, Jakarta.

Direktor Jendral Pekebunan, 2017, Luas Areal Dan Produksi Kelapa Sawit, Statistik Perkebunan Indonesia.

Mulyono, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta,2005.

Nuria,G., 2013, Pembuatan Beton Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Magister Ilmu Fisika Volume 3 Halaman 1-Medan : Universitas USU

Rijal, F., 2011, Uji Berat Jenis Serat. Jurnal Tekstil Volume 5 Halaman 1-20 . Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung

Satwarnirat, 2005, Pengaruh Penambahan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Kuat tekan dan Kuat Tarik Belah Beton. Jurnal Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Unand

Salain, Dalam Jaya 2008, Dalam Yaya 2010. Perencanaan Serat Bagu Terhadap kuat Tarik Dan Kuat Tekan Beton. Jurnal Staf Jurusan Teknik Sipil : Politeknik UNAND

Suhendro, B., 2000, Beton Fiber Lokal Konsep Aplikasi dan Permasalahan, Laporan Kursus Singkat Teknologi Bahan Lokal dan Aplikasinya di Bidang Teknik Sipil, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.

Tjokrodimuljo, K, 2007. Teknologi Beton, Yogyakarta.Wuryati,

S. Dan Candra, R. 2001. Teknologi Beton, Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.30811/portal.v11i2.1522

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Lissa Opirina, Dewi Purnama Sari, Muhammad Hanif