PENGUATAN STRUKTUR PADA BANGUNAN DENGAN MUTU BETON RENDAH
Abstract
Abstrak — Kategori bangunan kokoh apabila struktur pada bangunan tersebut kuat dan stabil, sehingga dapat menerima beban-beban yang bekerja pada bangunan tersebut tanpa terjadinya keruntuhan. Jika keruntuhan terjadi secara tiba-tiba tanpa ada gejala sebelumnya dapat mengakibatkan munculnya korban jiwa. Dengan ini diperlukan penguatan sebagai solusi mengatasi kerusakan struktur. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komponen struktur mana yang tidak mampu menahan beban dan penguatan seperti apa yang perlu dilakukan terhadap struktur bangunan. Gaya-gaya dalam didapatkan dari analisis struktur eksisting dan asumsi beban-beban yang bekerja pada struktur dengan pemodelan struktur 3D (space frame). Hasil analisis pemodelan struktur berupa gaya-gaya dalam digunakan untuk mendapatkan momen ultimit (Mu) dan dibandingkan dengan momen eksisting (Mn) yang dihitung dengan data eksisting. Setelah diketahui komponen-komponen struktur yang tidak mampu menahan beban, maka metode penguatan yang sangat mungkin untuk dilaksanakan pada komponen struktur tersebut adalah Concrete Jacketing. Penambahan dimensi penguatan pada balok dan kolom sebesar 50 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan lentur naik rata-rata sebesar 149.493% dan kekuatan geser naik rata-rata sebesar 496.814% setelah struktur balok diberi penguatan. Hasil analisis kekuatan kolom setelah diberikan penguatan, diperoleh hasil diagram P-M yang menunjukan bahwa pada kolom K1, K2 dan KP kekuatannya meningkat dan setelah diberi penguatan Concrete Jacketing aman.
Kata kunci : Penguatan Struktur, Bangunan Eksisting, Concrete Jacketing.
Abstract —The perfect building category is the structures on the structure are strong and stable, can receive the burdens working on the structure without any collapse. If the collapse occurs suddenly without prior symptoms can result in a loss of life. It requires reinforcement as a solution to structural damage. The research is done to determine which components of the structure are unable to bear weight and which reinforcement such as what needs to be done to the structure of the building. Internal forces are derived from spaceframe structural analysis and assumptions that burden work on structure with 3d modeling. The structure of modeling analysis is used to obtain the ultimit moments and compared to the moment of existence which is calculated with the existing data. Since the components of the structure are known for weight loss, the likely method of reinforcement to be performed in those components is the jacketing concrete. Adding the dimension of strengthening to the beam and column by 50 mm. Research shows that the bending power rose an average of 149,493% and the shifting power rose an average of 496,814% after the beam structure was reinforced. Analysis of the strength of the columns after strengthening, obtained from p-m diagrams showing that in the K1, K2, and KP column their strength increased and reinforced the safety of the jacketing concrete.
Keywords: Strengthening Structure, Existing Building, Concrete JacketingKeywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Chairunnisa & Khatimi. (2016). Identifikasi Kerusakan dan Alternatif Perbaikan Pada Konstruksi Struktur Beton Bertulang.
Christiawan, I. (2009). Perkuatan (Strengthening) Struktur Beton Dengan Fiber Reinforced Polymer (FRP).
Cintya. (2017). Evaluasi dan analisis perkuatan bangunan yang bertambah jumlah tingkatnya, 5(9), 591–602.
Kati, R. A. Y. R. (2016). Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan Geser Menggunakan Lembaran FRP.
Nawy. (1998). Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar.
Rosyidah, A., Rinawati, Wiratenaya, D., & Pattisia, A. (2010). Perkuatan Struktur pada Bangunan Rumah Tinggal 3 Lantai. Politeknologi, 9(1), 8–21. Retrieved from http://jurnal.pnj.ac.id/index.php/politeknologi
SNI 03-2847. (2013). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Bandung: Badan Standardisasi Indonesia.
SNI 1726. (2012). Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Bandung: Badan Standardisasi Indonesia.
SNI 1727. (2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Bandung: Badan Standardisasi Indonesia.
Soenaryo, A., Taufik, M. H., & Siswanto, H. (2009). Perbaikan Kolom Beton Bertulang Menggunakan Concrete Jacketing dengan Prosentase Beban Runtuh yang Bervariasi. JURNAL REKAYASA SIPIL, 3(2), 91–100.
Sumajouw, M. D. J., Windah, R. S., Teknik, F., Sipil, J., Sam, U., & Manado, R. (2015). Pengaruh kuat tekan terhadap kuat lentur balok beton bertulang, 3(5), 341–350.
DOI: http://dx.doi.org/10.30811/portal.v11i1.1499
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Anis Rosyidah, Dody Farouq Alfariez, Muhammad Ariq Wicaksono